drop down


Selasa, 27 Desember 2011

You can help polar bear?? stop global warming

Waktu mungkin hampir habis bagi beruang kutub ketika pemanasan global telah melelehkan es di bawah cakar-cakar mereka.

Pembatasan atau pelarangan terhadap perburuan dalam dekade belakangan ini telah membantu melindungi banyak populasi binatang karnivora khas Kutub Utara, namun banyak para ahli mengatakan harapan jangka panjang ke depan sangat suram.

Diperkirakan 20.000 hingga 25.000 beruang hidup di sekitar Kutub Utara—di Kanada, Rusia, Alaska, Greenland dan Norwegia—berbagai negara sedang berjuang mencari berbagai cara untuk melindungi mereka, di tengah-tengah ramalan tentang percepatan pencairan es.

“Jumlah akan berkurang dalam jumlah besar jika es tersebut mencair,” ungkap Jon Aars, ahli beruang kutub di Institut Kutub Norwegia dekat fyord (teluk yang berasal dari lelehan glaciar) di Longyearbyen, kepulauan Svalbard, sekitar 1.000 km (600 mil) dari Kutub Utara.



Tidak seperti biasanya, tahun ini fyord bebas dari es.

Banyak restoran dan pertokoan di Longyearbyen, sebuah perkampungan dengan populasi 1.800 orang, memiliki barang-barang yang berasal dari beruang kutub atau kulit bulu—sering ditembak sebelum larangan berburu diberlakukan di awal tahun 1970-an. Membela diri sekarang ini adalah satu-satunya alasan untuk membunuh seekor beruang.

Banyak penelitian ilmiah telah memproyeksikan pemanasan ini, secara luas menyalahkan emisi dari gas rumah kaca dari pembakaran bahan bakar fosil, dapat mencairkan penutup es di kutub pada musim panas, perkiraan hal ini akan terjadi antara dekade ini hingga suatu waktu lewat tahun 2100.

Daerah perburuan yang paling disukai oleh beruang adalah tepian es dimana mereka menggunakan bulu putih mereka sebagai samaran untuk menangkap anjing laut.

“Jika tidak ada es, tidak ada cara bagi mereka untuk dapat menangkap anjing laut,” kata Sarah James dari Dewan Internasional Gwich’in yang tinggal di Alaska. “Gwich’in” berarti “orang-orang kijang karibu,” yang mana merupakan sumber makanan utama bagi sekitar 7.000 penduduk asli Alaska dan Kanada.

Terancam


Pemerintahan Presiden AS George W. Bush akan memutuskan pada bulan Januari 2008 apakah akan mendaftarkan beruang kutub sebagai kategori “terancam” di bawah Undang-Undang Spesies Terancam.

Undang-undang ini akan menghalangi pemerintah untuk mengambil tindakan yang membahayakan keberadaan binatang dan para pengamat lingkungan mengatakan hal ini akan memicu perdebatan mengenai langkah-langkah sulit yang harus ditempuh Amerika untuk mengekang emisi industri.

Persatuan Konservasi Dunia tahun lalu mendaftarkan beruang kutub sebagai spesies “peka” dan mengatakan populasinya mungkin menurun sebanyak 30 % dalam 45 tahun mendatang. Beruang-beruang itu juga menderita penyakit akibat pencemaran zat kimia yang tersimpan dalam lemak mereka.

Beberapa penduduk asli, yang mengandalkan mata pencarian dari berburu, mengatakan banyak populasi beruang terlihat sehat dan kuat.

“Orang Rusia berpikir bahwa terdapat lebih banyak beruang kutub yang terlihat di lingkungan mereka, sehingga mereka merasa [beruang kutub] bukan species yang terancam punah,” kata Megan Alvanna-Stimfle, ketua Dewan Pemuda wilayah Kutub Eskimo, suatu wilayah di Kutub Utara Rusia.

“Tetapi jika kita berbicara tentang masa depan dan tidak adanya es, maka mereka akan [punah],” katanya

Dan beberapa laporan mengatakan bahwa pencairan itu mungkin bertambah cepat.

“Es lautan Kutub Utara sedang mencair pada suatu tingkat kecepatan yang signifikan lebih cepat daripada yang diproyeksikan oleh keseluruhan model komputer,” Pusat Data Salju dan Es Nasional AS menyatakan dalam sebuah laporan pada tanggal 30 April.

Dikatakan bahwa pencairan dapat lebih awal dari yang diproyeksikan oleh panel iklim PBB, dengan skenarionya yang mengatakan Samudra Kutub Utara, pada saat musim panas antara tahun 2050 hingga lewat tahun 2100, mungkin tidak akan ada es lagi.

Laporan delapan negara dengan 250 para ahli di tahun 2004 mengatakan “beruang kutub tidak mungkin bertahan hidup sebagai suatu spesies jika kehilangan hampir semua lapisan es penutup laut di musim panas.”

Paal Prestrud, kepala Pusat Riset Iklim dan Lingkungan Internasional di Oslo yang juga wakil ketua dari studi itu, mengatakan bahwa tidak ada tanda penurunan jumlah di sekitar Kutub Utara.

Tetapi ada penurunan populasi dan pengurangan berat para beruang betina di daerah Teluk Barat Hudson di Kanada, kumpulan beruang di bagian ujung selatan dimana es musim panas mencair lebih awal.

Mitchel Taylor, manajer riset margasatwa di departemen penelitian lingkungan yang didukung suku Eskimo di Nunavut Kanada, mengatakan beberapa beruang di daerah tersebut hanya dapat bergerak pindah ke utara.
Para Pemburu

“Para pemburu di berbagai daerah mengatakan jumlah beruang terlihat bertambah,” katanya. “Jelas bahwa es sedang berubah tetapi adalah sama sekali tidak jelas bahwa kecenderungan ini akan terus berlanjut.”

Pestrud mengatakan bahwa nasib beruang kutub mungkin bergantung pada apakah mereka dapat beradaptasi untuk bertahan hidup lebih lama di daratan selama musim panas. Di Teluk Hudson, beruang sering pergi berbulan-bulan tanpa makanan, mencari-cari telur burung atau bahkan akar-akaran dan buah-buah beri.

“Kalau tidak mereka akan berakhir di kebun binatang,” katanya.

Aars, bagaimanapun, mengatakan beruang itu telah bertahan hidup dalam berbagai irama temperatur di masa lalu: “Saya sering mendengar bahwa dalam 100 tahun beruang kutub dapat punah,” katanya kepada sekelompok siswa perikliman di Longyearbyen.

“Anda akan masih tetap memiliki teluk dengan es selama beberapa bulan setiap tahunnya dimana beruang kutub dapat hidup,” katanya.

Di Svalbard, beruang mungkin menjadi kurang takut terhadap manusia sejak larangan perburuan diberlakukan, dan malah melihat manusia sebagai makanan. Aar merekomendasikan: jangan tunjukkan anda takut.

“Anda mulai bersorak-sorai, atau gunakan tembakan-tembakan nyala api untuk membuat suara gaduh. Kebanyakan beruang kutub akan takut jika kamu bertindak benar. Tapi kamu harus bertindak sejak awal. Jika anda menunjukkan kelemahan maka anda berada dalam bahaya.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar